









































ROMA – Laga final Coppa Italia yang sengit di Roma diawali dengan mulus melalui gol indah Nicolo Barella sebelum Alex Sandro menyamakan kedudukan untuk Juve dan Dusan Vlahovic membawa Bianconeri unggul pada awal babak kedua. Hakan Calhanoglu mencetak gol dari titik penalti pada menit 80 untuk memaksakan perpanjangan waktu, kemudian Ivan Perisic mencetak gol kembali melalui tendangan penalti yang membawa Nerazzurri semakin dekat dengan trofi. Pemain Kroasia ini kemudian mencetak gol ciamik ke pojok atas gawang dari luar kotak penalti tiga menit kemudian untuk membawa tim Simone Inzaghi unggul 4-2 yang bertahan hingga laga usai, dan Inter menjuarai Coppa Italia mereka yang kedelapan pada malam yang tidak terlupakan bagi klub.
Kita semua tahu bahwa sepak bola ditentukan oleh hal-hal kecil, dan itulah sebabnya kita mempelajari itu semua dan mengolahnya di lapangan. Hal-hal kecil tersebut bisa berdampak ganda dalam laga final yang juga merupakan Derby d’Italia. Dengan kehadiran lebih dari 70.000 fans dan setengah Stadio Olimpico menciptakan suasana yang unik bagi Nerazzurri, Inter berupaya untuk membutu Coppa Italia kedelapan dan piala domestik pertama dalam 11 tahun sejak kemenangan atas Palermo pada tahun 2011. Di antara klub dan trofi ada tim Juventus yang sudah dihadapi Inter tiga kali musim ini, termasuk dalam kemenangan di Piala Super bulan Januari lalu.
Laga ini lengkap, dengan trofi bergengsi sebagai taruhan serta hawa dendam. Inter ingin kembali membuktikan dominasi mereka selama musim ini dan memenangi laga yang selalu berjalan sengit. Mereka membutuhkan awal yang cepat, dan itulah yang berhasil dilakukan oleh tim Inzaghi. Danilo D’Ambrosio dimainkan di pertahanan, bersama Matteo Darmian di bek sayap dan Edin Dzeko sebagai ujung tombak mendampingi Lautaro Martinez.
Gol pembuka tercipta tidak lama setelah laga dimulai, dan sungguh istimewa. Nicolo Barella mengontrol bola pada menit 7, membidik, dan melepaskan tembakan kaki kanan ke pojok gawang dan menaklukkan Mattia Perin untuk membawa Inter unggul 1-0.
Gol tersebut melepaskan adrenalin dan memungkinkan Inter mengendalikan permainan. Juve bangkit menekan dan menebar ancaman pada menit ke-20, tapi tidak menghasilkan apa-apa. Samir Handanovic mementahkan upaya Paulo Dybala, lalu menepis bola tendangan secara mengagumkan. Matthijs De Ligt dan Dybala kembali hampir menyamakan kedudukan beberapa menit kemudian.
Inter memahami bahwa bermain bertahan bisa jadi berbahaya, dan mereka berusaha melancarkan serangan balik. Marcelo Brozovic dan Calhanoglu sempat melepaskan tembakan ke gawang sebelum babak pertama usai, sementara Danilo terpaksa meninggalkan lapangan karena cedera, dan Alvaro Morata masuk menggantikan.
Awal babak kedua tidak berjalan sesuai harapan bagi Inter karena, dalam waktu dua menit, keadaan berbalik. Bola bergulir di sekitar kotak penalti pada menit 50 ketika Alex Sandro berhasil mencetak gol setelah bola memantul dari Morata dan membuat Handanovic tidak berdaya. Mereka kembali melakukan selebrasi kurang dari dua menit kemudian ketika Inter maju menyerang dan meninggalkan ruang kosong di pertahanan. Vlahovic berlari mengisi ruang, melewati D’Ambrosio, dan melepaskan tembakan yang digagalkan oleh Handanovic, tapi dia berhasil menendang bola yang memantul ke dalam gawang dengan kaki kirinya. Nerazzurri tampak terguncang setelah di luar dugaan jadi tertinggal.
Tim Inzaghi harus bangkit dan kembali ke jalur untuk memastikan trofi tidak lolos dari genggaman mereka. Federico Dimarco, Joaquin Correa, dan Denzel Dumfries masuk, tapi Inter mengalami kesulitan menciptakan peluang, sementara Juventus terus mengancam melalui serangan balik.
Dimarco terbukti jadi senjata yang berbahaya dan merepotkan Juventus. Gerakan yang membawa Inter bangkit bermula dari sayap kiri ketika bola diterima oleh Lautaro yang dijatuhkan di kotak penalti oleh Leonardo Bonucci saat dia akan melepaskan tembakan. Tendangan penaltinya dengan kaki kanan menyarangkan bola di pojok atas setelah menggesek tiang. Para pendukung Nerazzurri merasa lega sekaligus girang setelah tim mereka menyamakan kedudukan menjadi 2-2.
Laga keempat musim ini antara Inter dan Juventus harus dilanjutkan dengan perpanjangan waktu untuk kali kedua. Suasana sempat memanas saat wasit Paolo Valeri harus mengatasi kericuhan di pinggir lapangan antara kedua kubu. Alexis Sanchez kembali menampilkan permainan yang sulit ditebak, tapi lagi-lagi insiden di kotak penalti Juve memberi Inter keuntungan. De Ligt menjatuhkan Stefan de Vrij, dan tendangan penalti dihadiahkan setelah pelanggaran tersebut dikaji ulang.
Calhanoglu sudah meninggalkan lapangan sehingga Perisic tampil mengeksekusi penalti dengan kaki kanan. Tembakan yang sempurna mengecoh Perin dan membuat para pendukung Nerazzurri bersorak girang saat Inter kembali unggul. Belum saatnya melakukan selebrasi karena waktu masih tersisa 20 menit, tapi Ivan yang tak terbendung berhasil memastikan kemenangan dengan memanfaatkan assist dari Dimarco. Pemain Kroasia ini mengontrol bola dengan kaki kanan dan melepaskan tembakan ke gawang dengan kaki kiri dari luar kotak penalti dan kembali menaklukkan Perin, sekaligus membuat Olimpico berguncang saat Inter unggul 4-2.
Tidak banyak kejadian sesudah itu selain ketegangan yang memuncak di lapangan dan di pinggir lapangan. Inter bertahan dan terus merebut bola. Ketika Valeri meniup peluit akhir pada menit 122, Olimpico praktis berubah menjadi hitam dan biru saat para pemain dan staff dengan penuh suka cita merayakan keberhasilan mereka yang kedelapan di Coppa Italia.
Juventus 2-4 Inter (AET) (HT: 0-1)
Pencetak gol: Barella 7, Alex Sandro 50, Vlahovic 52, Calhanoglu 80 (p), Perisic 99 (p), Perisic 102.
JUVENTUS (4-2-3-1): 36 Perin; 6 Danilo (9 Morata, 41), 4 De Ligt, 3 Chiellini (5 Arthur, 84), 12 Alex Sandro (17 Pellegrini, 91); 28 Zakaria (27 Locatelli, 67), 25 Rabiot; 11 Cuadrado, 10 Dybala (18 Kean, 99), 20 Bernardeschi (19 Bonucci, 67); 7 Vlahovic.
Cadangan tak terpakai: 1 Szczesny, 23 Pinsoglio, 24 Rugani, 38 Ake, 41 Nicolussi, 47 Miretti.
Pelatih: Massimiliano Allegri.
INTER (3-5-2): 1 Handanovic; 33 D'Ambrosio (32 Dimarco, 63; 95 Bastoni, 116), 6 De Vrij, 37 Skriniar; 36 Darmian (2 Dumfries, 63), 23 Barella, 77 Brozovic, 20 Calhanoglu (22 Vidal, 91), 14 Perisic; 9 Dzeko (19 Correa, 63), 10 Lautaro (7 Sanchez, 91).
Cadangan tak terpakai: 21 Cordaz, 97 Radu, 5 Gagliardini, 13 Ranocchia, 18 Gosens, 88 Caicedo.
Pelatih: Simone Inzaghi.
Kartu kuning: Brozovic, Locatelli, Vidal.
Kartu merah: Massimiliano Allegri.
Waktu tambahan: 2+3+2+2.
Wasit: Valeri.
Asisten: Giallatini, Preti.
Ofisial keempat: Sozza.
VAR: Di Paolo.
Asisten VAR: Abisso.
Asisten cadangan: Longo.